Arsitek..,
its my dream. My opinion, Arsitek itu adalah sosok pemimpi yang tahu mimpinya, dan
berani menjadikan mimpinya menjadi kenyataan. Mendesign sebuah interior rumah,
kemudian membangun rumah yang sama dengan yang kita impikan adalah suatu prestasi.
Setelah
memutuskan di SPMB untuk tidak akan mengambil Arsitektur sebagai pilihan
jurusan untuk dimasuki dengan berbagai pertimbangan, maka pada saat itu saya
sudah memutuskan untuk tidak akan bisa terjun ke dunia Arsitek. Ternyata saya
salah. Kalau sudah naluri dan minat ada, maka akan ada sedikit bakat terpendam
yang bisa di asah.
Tau dimana ini naluri atau minat, Hmm..,
kalau saya ke Gramedia pasti langsung cari pojokan rak bagian Arsitektur. Ngeliat
design interior dari ruang tamu, dapur, kamar dan lainnya. Atau design
eksterior untuk taman ataupun gazebo. Dan saya akan sangat betah berlama-lama
di sana dibandingkan di bagian pojokan rak statistic. Hehe.. (Maklum kalau di
bagian arsitektur, bisa sekalian cuci mata ngeliat rumah-rumah bagus. Kalau
dibagian statistik, isinya buku rumus yang dari zaman behaulak gak bakal
berubah. Hoho..)
Nah.., tau dari mana kalau saya punya
bakat ngedesain?? Gak tau juga sih bakat atau gak!! Tapi sejak SD saya suka
bikin denah rumah sampai SMA, sayangnya gak saya bukukan. Maklum hanya dibuat
di kertas coretan atau di halaman belakang catatan pelajaran. Kalau tidak
mungkin kumpulan desain itu bisa dijual. (Hoho.., itu mah beneran contoh mimpi
di siang bolong!)
Ada satu formula yang lahir dari tulisan ini:
Minat +
Bakat + Semangat = Karya
Contohnya:
Lagi
searching di google tentang informasi “penyerapan TIK (teknologi Informasi
komunikasi)” untuk modal tambahan untuk bahan survey penyerapan dan penggunaan sarana
TIK, eh malah nyasar ke bagian web arsitek gitu. Maka bergantilah keyword di
kotak google dengan kata “design rumah modern”.
Dan
dengan semangat 45, akhirnya hari itu yang saya lakukan adalah langsung
mencoba-coba membuat denah rumah dengan mencoret di sebuah kertas HVS, design
yang diinginkan, kemudian searching-searching di internet contoh design rumah
minimalis (Ternyata arsitek itu ngedesain gak manual lagi euy udah pake software), Akhirnya kembali menemui mbah
google dan minta pencerahan tentang software apa yang bisa di gunakan? Dari
beberapa software yang direkomendasikan maka saya pilih Home Plan Pro.
Karena
membuat designnya di sela-sela pekerjaan jadinya satu designpun belum ada yang
jadi. Saya putuskan melanjutkannya di rumah. Alhasil satu design selesai dengan
perjuangan yang cukup melelahkan?
Melelahkan
gimana?? Yupp.., mata ini harus konsentrasi di depan laptop beberapa jam
padahal di kantor udah ngeliat layar PC juga. Tapi bukan itu masalahnya!
Masalahnya adalah ketika satu design selesai dan akan di save maka laptop ini
merajuk dan langsung error, walaupun saya sudah control+S berkali-kali tetap
aja gak ke save yang ada malah not responding. Kebodohan yang mestinya tak
dilakukan adalah tekan task manager, klik home plan pro dan end task ( Don’t
try at home, karena karya anda yang tidak tersimpan akan hilang ditelan bumi
maya).
Jadi
ingat dengan nasib satu tahun yang lalu, ketika udah selesai ngedesain
kuesioner skripsi, dan ternyata tidak tersimpan dan saya harus mengulang
membuat kuesioner lagi. Dan mala mini, sejarah kembali terulang dari pada saya
tidur dengan ketidaknyamanan maka saya putuskan menyelesaikan dan membuat kembali
desain rumah impian. Hoho.. Akhirnya, man jadda Wa jadda..
Taraa…
Inilah hasil design denah rumah amatiran dari seorang statistisi yang pernah
bermimpi menjadi Arsitek.
No comments:
Post a Comment