Kenapa Naik Gunung itu
kata orang capek. Dan kata orang itu benar lho.
Bayangin
aja, kita melewati rute yang panjang, mendaki medan yang menantang, nafas ngos-ngosan.
Tapi percayalah rasa capek itu akan terbayar ketika kita mendapatkan bonus
tambahan ketika mendaki gunung yaitu puncak dan sun rise. Bayangkan juga ketika
kita berada ditengah-tengah hamparan bunga edelweis. Bunga yang gak akan pernah
tumbuh di halaman rumah kita.hehe.., dan ketika kita berada dipuncak seakan
kita sedang berada di negri di atas awan.
Naik gunung itu kata orang
ribet ngurus persiapannya. Dan kata orang itu benar adanya.
Maklum
aja, di alam nanti gak kayak ditengah kota. Kalau mau makan gak ada restoran
mesti masak sendiri, kalau mau tidur, gak ada penginapan, so bikin tenda
sendiri. Bawa perlengkapan pribadi termasuk beberapa perlengkapan yang membantu
kita untuk survive nantinya.
Naik gunung itu kata orang
gak terjamin makannya, kebersihannya, dan keamanannya. Dan kata orang itu tidak
salah.
Wajar
aja gak terjamin makannya, karena rata-rata makanan yang menjadi sahabat setia
para pendaki adalah mie instan. Dan kenikmatan makan mie instan di gunung beda
lo ketika di rumah. Saya jamin lebih enak ketika di gunung, Tapi saya dan
beberapa orang teman belibis sangat menikmati waktu masak memasak dan makan
ketika naik gunung. Kami sangat memanjakan perut ini untuk pemenuhan gizi. Dengan
senang hati kami akan memasak sup, tempe balado,roti bakar de el el ketika di
atas gunung. Bahkan kami pernah membawa rendang juga. Hoho… dan tidak
ketinggalan dessert buah-buahan dan nutrijel. Hehe.. rempong juga ya kita J
Kalau
kebersihannya memang sedikit kurang, karena kita memang akan bersahabat dengan
yang namanya tanah. Tapi untuk masalah yang satu ini kan sudah diatasi oleh tissue
dan hand sanitizer. So.. gak masalah kan?? Nah.., kalau urusan keamanan memang
sedikit rawan. Kita tidak pernah tahu bahwa nyawa kita bisa saja terancam oleh
binatang buas (ular,harimau atau babi hutan) atau medan yang tidak
menguntungkan. Tapi percayalah, kalau niat kita baik maka keadaan akan
baik-baik saja. Tetap positive thinking aja.
Tapi
entah kenapa saya tidak mempedulikan kata orang-orang itu, karena dari
pengalaman saya pribadi. Naik gunung itu kegiatan yang melelahkan memang iya
tapi lelah raga aja. Karena pada nyatanya hati ini menikmati kelelahan yang ada
dan selalu berbahagia dengan yang saya lewati dalam perjalanan. Banyak hal yang
kita dapat ketika naik gunung. Tentang arti kesetiakawanan, tolong menolong,
kepemimpinan dan ketenangan dalam menghadapi situasi yang jauh dari kenyamanan
dan keserba instan. Dan yang utama adalah akan semakin banyak nikmat Allah yang
kita rasakan selama perjalanan.
#
Jika tak ada jiwa bersyukur pada diri, sekembali kita dari gunung, maka
sadarilah saat itu kita gagal mendaki gunung. Karena sebenarnya gunung
kesombongan yang di dalam diri sendiri masih belum bisa kita takluk kan
sendiri.
#
INGAT!! Kita naik gunung adalah untuk kembali ke rumah dengan selamat,
sedangkan puncak dan sunrise hanyalah bonusnya.
#
Dan sedikit alasan simple saya naik gunung adalah, Siapa tahu ketika sholat
digunung yang berada beribu meter diatas permukaan laut, yang semakin dekat
dengan langit, dan kemudian saya berdoa maka penghuni langit akan cepat
menjabah doa’ saya (Haha.., maunya). Karena jarak antara tempat kita menyampai
kan doa lebih dekat dibanding kita berdoa di rumah. Haha.. alasan yang tidak
logis memang, tapi memang begitulah adanya.
(Tulisan
yang lahir karena Si empunya blog gak jadi ke semeru. Hehe.. lebih tepatnya
pendakian yang tertunda untuk tahun 2013 ini J
).
No comments:
Post a Comment