Pages

Thursday, February 9, 2012

Belajar lagi dari kepolosan mereka

Terkadang dalam menghadapi masalah atau situasi rumit , seseorang dituntut untuk dewasa , tapi sebenarnya takaran kedewasaan itu sendiri tidak memiliki batas dan ukuran yang jelas. Ketika menghadapi masalah , orang dewasa malah berpikir telalu banyak, berteori terlalu banyak dan melakukan estimasi yang terlalu jauh , tapi mereka lama untuk langsung bertindak  menyelesaikan masalah itu . Bahkan terkadang  pikiran mereka sendiri yang membuat masalah sederhana menjadi rumit.
Lain halnya dengan anak-anak , ketika mereka menghadapi masalah,  mereka tidak terlalu memikirkan efek masalah itu, mereka hanya berpikir dan langsung menyelesaikan masalah itu. Anak-anak selalu menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri , dengan menjadikan masalah itu sederhana dan menyelesaikannya dengan  cara yang sederhana pula.

Misalnya :
Ketika seseorang bertengkar dengan teman sejawatnya (orang dewasa) , maka ia akan sulit sekali memaafkan temannya, terlalu banyak yang dipikirkannya , kekesalan kepada temannya semakin bertambah karena dia bermain dengan pikirannya yang selalu mengingat-ngingat kesalahan temannya ,dia merasa selalu tersakiti karena keegoisan temannya padahal selama ini dia telah baik kepada temannya, dia selalu membantu dan percaya kepada temannya. Dan akhirnya pikiran itu sendiri yang menyakiti hatinya. Untuk memaafkan dan untuk mengerti bahwa tiap orang itu pasti pernah salah sangat sulit baginya. Butuh waktu yang lama untuk membuat kedua orang yang saling berteman ini untuk  kembali berbaikan dan menjalin silaturahmi.
Beda halnya dengan anak-anak , ketika mereka bertengkar karena sesuatu hal, misalnya A mencakar wajah B ketika bermain robot-robotan karena A  tidak mau meminjamkan robotnya kepada B , maka si B pun menangis dan melawan si A. keesokan harinya kita akan kembali melihat si A dan si B bermain bersama , karena si A memiliki sepeda baru dan mengajak B untuk bermain bersama. Kapan mereka memulai pertengkaran dan kapan mereka mengakhiri pertengkaran tidak ada yang tau. Mereka kembali berteman tanpa harus berpikir beratnya untuk memaafkan dan beratnya untuk meminta maaf. Cara yang mereka tempuh untuk  menghentikan pertingkaian mereka sederhana sekali . Mereka hanya melewatinya dan melupakan perkelahian kemaren. Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka telah meminta maaf dan memaafkan secara tidak langsung, mereka telah menyelesaikan masalah dengan sederhana . mereka mengajarkan arti keikhlasan dan kesucian jiwa.

Kesimpulannya , tidak  ada salahnya kita belajar dari anak-anak dalam menyelesaikan pertikaian atau masalah lainnya. Kadang masalah itu terasa berat karena kita sendiri yang memikirkan masalah itu dengan rumit. Ketika kita memandangnya dengan sederhana maka masalah itu akan cepat teratasi.;)

No comments:

Post a Comment