Pages

Thursday, February 9, 2012

Belajar dari Kepolosan Sang Bocah

Kepingan episode ketiga ini , adalah kisah seorang mahasiswa tingkat akhir yang sedang melakukan penelitian tentang anak jalanan (pengamen) untuk skripsinya.
Mahasiswa : “ Dek , udah lama ngamen di Kalibata?”
Si bocah     : ” Udah mbak “
Mahasiwa   : “ Biasanya ngamen dari jam berapa?”
Si bocah     :” Jam sebelasan mbak. Kira – kira sepulang dari sekolahan .”
Mahasiwa   : “ Hebat ya , udah bisa kerja sekaligus sekolah.”
Si bocah     :” Biasa aja mbak.., artis-artis cilik juga kerja sekaligus sekolah kayak kita mbak.”
Mahasiwa   : “Hahaha… “
Si bocah     :”  Tapi saya sering bolos mbak.”
Mahasiwa   : “Knapa  bolos? “
Si bocah     :” Malas, saya gak suka belajar di sekolah,  mending main bola di lapangan dekat kali ciliwung sono.”
Mahasiwa   : “ Lo kok gitu? Ntar gak bisa pintar dunk ?”
Si bocah     :”  Ya.. gak juga mbak. Kan saya juga minum susu sekali-kali. Jadi saya bisa pintar juga.”
Mahasiwa   : “ kata siapa dek?”
Si bocah     :”  kata IKLAN mbak!”
Si mahasiswa benar-benar bingung sendiri. Dia mau bilang apa. Tidak mungkin dia menjelaskan kepada anak yang berumur 8 tahunan itu bahwa itu hanya iklan yang merupakan stratesi pemasaran produk. Perusahan menggunakan taktik itu  agar banyak konsumen yang tertarik mengkonsumsi produk mereka dan perusahaan mendapatkan untung dari penjualannya. Tanpa kita sadari anak-anak telah menjadi korban iklan . sugesti yang diberikan berupa kata- kata persuasif malah mereka salah artikan.
Mahasiwa   : “ Hmm…, !!” ( garuk-garuk kepala)
Si bocah     : ” Knapa mbak?”
Mahasiwa   : “ Iklan yang di TV itu ya dek?”  (pertanyaan yang mestinya tidak dipertanyakan…)
Si bocah     : ” Iya ,mbak?
Mahasiwa   : “Tapi kan , anak yang minum susu di iklan itu gak pernah bolos sekolah ?"
Si bocah     : ” Iya juga ya , berarti biar pintar saya mesti minum susu dan tidak membolos?"

Mahasiswi itu hanya bisa tersenyum. Pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Karena kenyataannya tidak ada rumus baku untuk menjadi pintar.
Si bocah     : ” Mbak kok senyum-senyum aja? Mbak cantik deh kalo senyum. Dah punya cowok belum mbak?"
Mahasiwa   : ???###
Si mahasiswa tersenyum geli mendengarnya. Sepertinya bocah ini tidak hanya KORBAN IKLAN tetapi juga KORBAN SINETRON dan FTV ( Hipotesis nol ) ^;^

Nb;
Istilah ” Tidak semua yang lu denger itu bener” adakalanya mendapat pembenaran. Karena kita perlu memilah dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh iklan , sinetron maupun berita. Karena saat ini efek dari arus informasi dan teknologi berdampak besar dalam kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment