Pages

Saturday, April 6, 2013

Jadi Ibu Cerdas




Udah lama banget gak ngeblog..! Padahal niatnya dari dulu-dulu banget. Pingin nulis blog minimal 3 tulisan atau lebih dalam seminggu. Pingin nulis cerita tentang perjalanan, impian, pengalaman, ide n pemikiran sendiri. Tapi tetap aja bingung mesti nulis dari mana. Yang pasti saya tidak berminat menulis blog dari awal kalimat “Pada suatu hari kan?”. Coz tuh kalimat udah basi banget untuk zaman gadget sekarang ini (apa pulak ya hubungannya??hehe.. gak ada).
Nah…., sekarang mau nulis apa? Masih bingung juga kan??? Saking banyaknya yang ingin di share jadi bingung sendiri pingin nulis tentang apa. Ya…, anggap saja ini tulisan pengantar agar blog ini tetap eksis. Biar yang punya blog sadar diri juga kalau ada blog yang harus diurusin di luar pekerjaan utamanya di dunia nyata #protes sendiri biar introspeksi seendiri.
Alhamdulillah, seiring dengan terketiknya beberapa rangkaian kata di laptop ini, tiba-tiba muncul ide tulisan. Tentang adek privat. (Kepikiran pingin ngajar privat lagi deh... J) Memang kadang ide menulis itu perlu dipaksakan. Yup.., banyak hal pembelajaran dan hiburan yang bisa kita dapatkan dari sosok anak kecil, yang polos dan lugu. Sempat ngajar privat anak kelas 6 SD. Ngajarin hal-hal yang sederhana saja matematika, IPA dan bahasa inggris yang dasar-dasar, namanya juga baru SD.
Datang ke rumahnya dua atau tiga kali seminggu. Dengan situasi yang hampir sama. Emaknya si Adek hampir selalu nongkrong didepan rumah ngerumpi n kumpul-kumpul ma ibuk-ibuk tetangga. Jadi kepikiran, kenapa gak si Ibuk langsung yang ngajarin anaknya ya? Kenapa mesti nyewa guru privat segala??  Padahal kalau dilihat-lihat Si Ibuk juga kerjanya full time dirumah alias IRT. Mestinya bisa fokus ngurusin rumah n anak-anak kan? Ketimbang kumpul-kumpul gak jelas ma tetangga (kan itu pendapat saya saja, lumrah tho!!). Sewaktu cerita ke teman perihal ini, dia memang setuju tentang pendapatku tapi sebenarnya di Ibu kota sendiri, umumnya orang tua memang mempercayakan pengajaran lewat privat ketimbang mereka sendiri yang turun tangan. Karena menurut mereka menyerahkan sesuatu kepada yang lebih ahli itu lebih baik dan lebih menjanjikan.
Ya.., ada benarnya juga kata temanku itu. Intinya orang tua kurang percaya diri untuk mengajar langsung anaknya. Tapi tetap saja sumber pembelajaran utama anak-anak itu dalam konsep islam adalah orang tuanya terutama ibu. Ya, akunya gak usah protes juga kali ya… ambil hikmahnya aja. So .., jadi seorang Ibu itu tetap harus pintar dan cerdas. Biar bisa mendidik anak-anak dengan cara yang cerdas untuk menciptakan generasi yang cerdas juga.

#alhamdulillah lahir juga tulisan sederhana yang sedikit cerdas. Hehe..




No comments:

Post a Comment