Ternyata benar , seperti apa kita
sebenarnya akan terlihat dari sikap kita ketika menghadapi sebuah situasi yang
pelik. Apakah kita adalah orang yang baik atau orang yang hanya bisa menghujat.
Pelajaran ini aku dapatkan dari kisah kakakku yang seorang dokter. Kisah ini
sudah lama terjadi , tapi aku baru menulisnya sekarang.
Saat itu Kakakku sedang Koas di rumah
sakit umum daerah di kota Padang. Pada hari itu ada dua orang pasien yang akan
melahirkan . Mereka melahirkan pada saat yang bersamaan , tetapi diruangan yang
berbeda. Mungkin kejadian seperti ini umum terjadi di Rumah sakit manapun. Tapi
yang membuat kakakku sangat terkejut adalah , situasi dua ibu-ibu itu sangat
berbeda.
Sebut saja Ibu A yang melahirkan di
kamar bersalin A , dia adalah istri seorang pejabat di Kota Padang . Ibaratnya melahirkan adalah perjuangan yang
menyambung nyawa. Sang ibu A berjuang
keras untuk melahirkan anaknya. Sayangnya ditengah proses melahirkan itu Sang
Ibu berteriak-teriak dan menghujat. Kira-kira seperti ini;
Suami: Ayo bu..!
Istri : Apa seh pak! Bapak
seh gak ngerasain yang ibuk rasain! Susah pak.
Suami: sabar buk!
Istri : Enak aja
nyuruh – nyuruh sabar . ini gara-gara bapak juga kan pak! (ups.., padahal kan
hamil dan melahirkan itukan bukan gara-gara sibapak aja, lagian itu juga bukan
sebuah kesalahan , bukankah itu adalah anugrah ;) )
Dan kemudian sang
istri berteriak mengeluarkan kata kotor dalam bahasa minang.
Situasi menegangkan
dan tidak mengenakkan.
Sedangkan di kamar sebelah , seorang
ibu muda yang kita sebut saja dengan Ibu B, melahirkan dengan ketenangan dan
menyebut nama allah di sela-sela kesakitan yang dirasakannya ketika melahirkan.
Sang suami yang berpakaian sederhana mengelus kepala sang istri dengan lembut.
Situasi yang sama tapi cara menyikapinya berbeda.
Keesokan paginya, kakakku sengaja
berangkat dinas ke rumah sakit karena ingin bertemu dengan keluarga B. Entah
mengapa dia ingin melihat dan berbincang-bincang dengan keluarga itu. Sayangnya
ketika masuk ke ruangan sang ibu B . ternyata sang ibu sedang memasukkan
bajunya ke dalam tas.
“Maaf Buk, udah mau pulang ya?” Tanya kakakku
“iya, Pak dokter. Saya hanya bisa menginap di rumah sakit ini
1 hari , kemaren saya masuk jam 8 pagi, jadi saya juga harus keluar rumah sakit
jam 8 pagi ini. “
Kakakku terdiam.
“suami saya Cuma tukang ojek Pak, jadi kami tidak punya uang
lebih untuk membayar rumah sakit ini.” Sang ibu B memberi penjelasan tanpa
diminta.
“Buk , kalau boleh saya tanya , kemaren sepertinya ibu tenang
sekali ketika melahirkan, ada tips khusus buk?” kakakku bingung sendiri karena
gak tau harus membicarakan tentang apa.
“Gak lah Pak. Alhamdulillah 3 kali saya melahirkan , semuanya
lancar dan dipermudah allah. Saya hanya menyebut nama Allah ketika melahirkan
itu Pak.”
Kakakku tersenyum tulus. Dia melihat kekayaan hati dari
keluarga B walaupun saat ini mereka berada dalam situasi keterbatasan materi .Kemudian kakakku membantu sang ibu B mengurus admistrasi.
No comments:
Post a Comment