Pages

Wednesday, January 29, 2014

Tiba-tiba Cerita Hujan



Allah sebaik-baiknya pengatur di muka bumi ini. Susah dibayangkan kalau seandainya hujan yang turun itu adalah emas (Meskipun ada istilah hujan emas di negri orang..), tentu semua orang akan berlomba-lomba mengumpulkan tetesan hujan emas itu. Bahkan mungkin model atap rumah yang akan menjadi trend di dunia arsitektur adalah atap model cekung dengan halaman sekitar adalah kolam tanpa lahan. Atau akan banyak orang-orang yang memilih untuk lari ke dalam rumah karena takut ditimpa hujan bongkahan benda padat yang turun dengan kecepatan 8-10 km/jam dari ketinggian minimal 1200 m dari awan. Alamat kepala pecah dan badan luka-luka. Kepala benjol, badan juga remuk jadilah kita makhluk berlimpah emas yang buruk rupa nantinya.
Tapi Allah SWT sangat baik sobat, yang diberikan adalah tetesan air dengan diameter yang tidak lebih dari 0,02 inchi s.d 0,031 inchi dengan kecepatan yang rendah dan itu adalah sebaik-baiknya pengaturan Allah (QS. Az zukhruf ayat 11). Bahkan terkadang kita diberikan pelangi sebagai bonus untuk kesehatan mata sekaligus penghibur hati dan pengingat kita bahwa segala sesuatunya akan indah pada waktunya.  
Ketika turun pun, air hujan memberikan bunyi yang indah. Mungkin akan menjadi sedikit penghibur lara dan kegalauan untuk sebagian orang. Dan air hujan inilah yang menjadi saksi gelak tawa anak-anak bermain mandi hujan.

Memandangi hujan yang begitu deras dari jendela, bukanlah sesuatu yang istimewa mungkin bagi segelintir orang. Tapi tetesan hujan akan selalu bisa mengingatkan kita masa-masa dimana diri ini tidak takut sakit karena tetesan hujan. Masa-masa diri ini akan tetap nyengir walaupun dimarahi ibu karena main hujan. Masa-masa diri ini akan berani menerobos hujan sepulang sekolah, berlari ditemani gelak tawa teman-teman. Lupa bahwa baju seragam, alat tulis dan buku-buku nantinya bisa basah. Sepertinya masa itu adalah masa dimana logika terkalahkan oleh keberanian dan ketidak pedulian dari sebuah kepolosan.
Masa anak-anak, masa sederhana yang memandang masalah hidup itu sederhana yaitu diri sendiri, keluarga, sekolah dan teman-teman . Pemecahan masalahnya juga sederhana yaitu lupakan dan lewati. Kalau baju basah ya..tinggal dijemur, kalau buku basah ya juga dijemur. Kalau sakit tinggal dikompress. Its so simple.

Cerita masa anak-anak yang indah..!!
Kalau ingat hujan dibulan ini, ingat dengan teori “Bulan ember-ember adalah bulan yang butuh ember seperti desember, september dan november yang imagenya adalah musim hujan” sepertinya teori itu tidak terlalu berlaku lagi karena pebubahan iklim yang cukup ekstreem. Kenyataannya Januarilah yang menjadi puncak curah hujan tinggi di beberapa kota di Negara tropis yang indah ini, seperti jakarta.
Apa artinya saudara-saudara? Apakah otomatis di bulan januari banjir akan selalu melanda Jakarta. Yup.., bisa jadi. Alasannya diterima. Jauh dari itu sebenarnya ketika itulah tercurah rezeki yang banyak dan melimpah kepada kita pada saat itu. Karena hujan adalah rahmat bin rezeki. Dan salah satu waktu terbaik untuk berdoa adalah ketika hujan turun. Allahumma sayyibannafiiaah (Ya Allah.., jadikanlah hujan ini bermanfaat).
Jadi.....,
Musim hujan di Indonesia adalah anugerah yang melimpah karena ketika hujan turun maka doa untuk dikabulkan semakin besar. Maka bersyukurlah Indonesia. Negri yang masih bisa melihat matahari sesuka hati dan merasakan hujan yang melimpah. Maka bersyukurlah Indonesia menjadi negri yang diberi kesempatan oleh Ilahi untuk banyak berdoa diwaktu hujan turun. Berdoa untuk  diri sendiri, keluarga, sahabat dan perbaikan negri ini. Ammiiiinnn.....


No comments:

Post a Comment