Pages

Tuesday, April 3, 2012

MENCURI DENGAR


Siapa bilang mencuri  itu dosa? Pasti banyak yang angkat tangan  atau malah geleng-geleng kepala  karena merasa pertanyaan ini terlalu sederhana  untuk dijawab . Nah.., yang jadi masalah kalau seandainya  hasil dari pencurian kita memberikan suatu pembelajaran untuk diri kita bagaimana?? Diperboleh kan tho?? Terlepas dari dosa atau tidak, sebenernya pencurian seperti apa yang dimaksud si penulis??
MENCURI DENGAR , situsasi yang sengaja atau tidak sengaja tercipta begitu saja. Istilah kerennya sih NGUPING. Hehe..  Sehingga mencuri dengar yang identik menyimak pembicaraan atau informasi dari orang lain, menjadikan  perbuatan ini mungkin bisa sedikit ditoleransi.  Selama  itu tidak mengganggu kepentingan orang lain. J

Lanjut ke cerita yang terjadi di Te Ka Pe..
Suhu Jakarta dan beberapa kota di dunia ini mengalami situasi yang cukup ekstrem (haha…lebay, gak terlalu panas mungkin jika dibandingkan di padang  pasir yang ada di negeri seribu unta) , tapi suhu 37 derajat celcius cukup membuat kepala ini cenat-cenut jika berlama-lama di bawah terik matahari dan perlu pertimbangan yang matang  untuk keluar rumah.
            Karena ada urusan ke Kalibata Si Pemilik Cerita akhirnya memutuskan diri untuk keluar karena Si Pemilik Cerita ada urusan penting ke sana. Ketika menstop sebuah angkot biru bernomor 16 , sebenarya si Pemilik Cerita ragu-ragu untuk naik angkot tersebut karena  angkot itu sepi dan hanya ada seorang bapak-bapak tua. Kira-kira umurnya 60an. Sesuai azas kewaspadaan , perlu berhati-hati untuk memilih angkot karena banyak tindakan kejahatan di angkot. Tapi akhirnya Si Pemilik Cerita tidak perlu cemas lagi karena beberapa puluh meter kemudian naik sepasang muda-mudi . sehingga jumlah penumpang angkot menjadi 4 orang. horee…aman!!J.
            Awalnya didalam angkot itu hening sekali . tidak ada yang mengeluarkan suara. Tiba-tiba Cewek yang duduk disamping Si Pemilik Cerita berteriak sambil memperlihatkan hp nya ke teman disebelahnya.
Cewek: “Waa… Sinyo , baca deh sms ini. Keren ya..si Jerry  ngelanjutin S2 keluar negri.”
Cowok: “Ah…, biasa aja ! kalau gw mah keluar negri ogah buat kuliah. Gw Cuma mau keluar       negri buat travelling aja. Jalan-jalan menikmati pemandangan alam.”
Cewek :” Iya..ya, rempong juga kalau kita kuliah ya nyo.  Ntar malah pusing bikin thesis , kecape’an mikir,  jadinya gak bisa jalan-jalan secara total.  Ntar gak kaffah jalan-jalannya ya nyo!”(ha..?? ni anak tau arti kaffah juga ya? Si Pemilik Cerita heran sendiri ma kata-kata si cewek. Tapi kok aneh banget pemakaiannya..??)
Sejak itu  Si Pemilik Cerita mencuri dengar perbincangan muda-mudi tersebut . tetapi  Si Pemilik Cerita pura-pura cuek dengan bersikap sok melamun keluar jendela. Ternyata bapak tua yang duduk dipojok kanan angkot juga nguping pembicaraan tadi , tetapi bedanya Si Bapak Tua tidak bersikap cuek beliau malahan ikutan nimbrung menimpali komentar Si Cowok.
Bapak tua : “ Eh.. Nak,  nama kamu siapa?”
Cowok dan cewek itu saling berpandangan. Mereka heran kali ya, tiba-tiba disapa sama orang yang tidak dikenal.
Bapak tua: “Kamu! Yang cowok!” tunjuk bapak tua itu.
Cowok : “ Sinyo , Pak!”
Bapak tua: “ Yah.., kamu Sinyo. Bapak tidak setuju dengan kalian. Kalau semua generasi muda berpikir seperti kalian mau jadi apa bangsa ini. Mestinya kalian  ke luar negri itu memang untuk belajar. Kita ke luar negri itu untuk mengambil ilmu mereka, mengaplikasikannya di Negara kita. Agar kita untung. Kalau kalian ke luar negri hanya untuk berjalan-jalan , sama aja kalian membuang duit ke Negara lain. Devisa pariwisata mereka akan meningkat. Sedangkan kamu tidak dapat apa –apa kan?”
Semua yang ada didalam angkot terdiam melongo, termasuk Si Pemilik Cerita. Ternyata si bapak tua itu bukan orang biasa. Sepertinya dia juga berasal dari golongan yang terpelajar.  Dan kata-kata bapak itu benar juga.
Cowok : “ Maaf pak , masalah untung rugi itu relativ Pak. Masalah devisa itu wajar . untuk mendapatkan suatu kepuasan memang perlu cost yang  sebanding. Lagian kalau jalan-jalan ke luar negri , kita bisa dapat pengalaman baru, trus kalau dibukukan pengalaman itu bisa menginspirasi dan bermamfaat untuk orang lain juga kan pak? Lagian banyak juga orang yang kuliah di luar negri , ilmunya malah dimamfaatkan sama Negara asing! Mereka gak ngasih jasa lebih untuk Negara ini.”
Waw.., situasi yang cukup panas di tengah kemacetan kota Jakarta. Si Pemilik Cerita sendiri sebenarnya setuju dengan keduanya. Masalah keluar negri atau tidak. Menuntut ilmu itu wajib. Dan yang penting keluar negri itu kita harus mendapat pelajaran baik berupa ilmu atau pengalaman yang bermamfaat dan nantinya  bisa dibagi dan dirasakan oleh orang lain.
Si Pemilik Cerita yang tadinya sok cuek malah mengangguk-angguk sendiri. Apesnya.. si bapak tua tadi melihat anggukan Si Pemilik Cerita dan memaksanya untuk ikut ke polemik yang ada.
Bapak tua: “ Kamu , yang pake jilbab, menurut kamu pendapat siapa yang lebih tepat? Kalo kamu ke luar negri, lebih baik kuliah atau jalan-jalan?”
Si Pemilik Cerita : ‘” Hmm…” Si Pemilik Cerita bingung sendiri , karena dia sendiri setuju dengan keduanya. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah.
Cowok : “ Ya mbak.., ? Jawab dunk mbak..! lebih milih yang mana?” desak si cowok.
Si Pemilik Cerita smakin bingung . Kenapa situasinya malah berbalik mendesak dia. Merasa di zona abu-abu neh! L
Akhirnya Si Pemilik Cerita menjawab juga.
Si Pemilik Cerita : “ Kalau saya dikasih kesempatan keluar negri pertama kali , saya bakal milih naik haji dulu pak! Beribadah,  Belajar, dan jalan-jalan. Biar rukun islam saya komplit .”
ketiga penumpang melongo. Sepertinya jawaban Si Pemilik Cerita diluar scenario harapan mereka.
Si Pemilik Cerita pun tersenyum puas. Baginya ke luar negri untuk jalan-jalan adalah keinginan, keluar negri untuk belajar adalah impian . dan keluar negri untuk baribadah haji adalah kewajiban yang sedang diusahakan.





No comments:

Post a Comment