Ada sebuah negri. Negri yang sudah lama saya
tinggali. Negri yang untuk mendapatkan kemerdekaannya dengan perjuangan yang
membanggakan. Negri yang dibangun dengan semangat untuk mengabdi dan semangat
untuk membangun bangsa. Sayangnya, harapan tinggal harapan, negri itu sekarang
sudah mulai tua. Bukan karena dimakan usia tetapi karena banyaknya carut marut
yang membesarkan negri itu.
Coba tanya kepada masyarakatnya, apakah
mereka mengenal pemimpin mereka? Apakah kebaikan pemimpin mereka? Dan apa pula
kejelekannya? Entah mengapa, saya menjamin bahwa kebanyakan masyarakat akan
banyak berceloteh tentang keburukan pemimpin dan pemerintah. Memang statement
ini tidak berdasarkan survey khusus. Tapi begitulah adanya realita masyarakat
saat ini. Mereka akan cepat memandang negatif segala hal tentang permasalahan
dan solusi yang ditawarkan.
Kepercayaan masyarakat menurun kepada
pemerintah, DPR dan pemimpin lain dari negri ini. setiap ada kebijakan maka
berita kontra akan membahana dan akan dibahas sedemikian rupa oleh media massa.
Media massa yang mestinya diharapkan menjadi bagian dari pengontrol kinerja
pemerintah malah lebih berperan menjadi sosok yang menampilkan permasalahan
negri, menambah sedikit bumbu dalam permasalahan dan berakhir dengan ketidak jelasan solusi.
Bukannya masalah terselesaikan malah timbul masalah baru.
Memang bukan salah media masaa sepenuhnya,
tetapi efek ketidak percayaan masyarakat terhadap pemimpinnya dan kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dan terhadap kesempatan
bangsa ini untuk maju, membuat negri ini akan sulit maju. Karena antara yang
dipimpin dan yang memimpin tidak saling bersinergi.
Balik ke cerita negri yang saya tinggali
ini, jumlah berita prestasi dan berita baik yang mestinya menginspirasi dan
memotivasi sedikit sekali malah tenggelam oleh informasi gossip artis,
pembunuhan, perkosaan, dan korupsi. Di negri ini bad information is good. Baik dari
sisi demand maupun supply informasi, informasi yang sensasional walaupun tidak
mendidik punya nilai jual yang lebih. Anak-anak kecil pun sudah disuguhi drama
percintaan sinetron yang berat, berita pembunuhan, gossip perselingkuhan dan
perceraian. Anak bangsa ini mestinya tidak dibesarkan dengan lingkungan berita negatif.
Mimpi apa yang akan mereka capai jika lingkungan yang digambarkan untuk masa
depan adalah sesuatu yang buruk.
Bagaimana tidak, pagi sebelum mereka berangkat sekolah, mereka
melihat gossip perceraian, siang pulang sekolah gossip perselingkuhan, dan
malam kasus artis terlibat narkoba. Banyaknya acara jam tayang acara gosippun
hampir menyamai banyaknya jam makan bahkan juga lebih.
Dan anehnya saat ini, seakan tidak ada lagi
batas nyata antara infotaiment gossip dengan acara berita. Tokoh politik masuk
TV di acara gosip, dan artis juga masuk berita karena mencalonkan diri di dunia
perpolitikan. Entahlah.., sepertinya semua hal yang terlalu mencampurbaurkan tanpa
ada batas jelas tak selamanya baik. Benar-benar “Alangkah lucunya negri ini”.
Kelucuan lainnya adalah paket informasi
yang musiman. Maksudnya?? Penyampaian informasi di negri ini melalui media massa
adalah sama untuk beberapa waktu terhadap suatu kasus dan permasalahan. Setelah
itu, akan digantikan berita baru dan berita lamapun ditinggalkan. Penyampaian yang
sama dari beberapa stasiun TV bahkan berulang-ulang, membuat masyarakat cepat
jenuh dengan serangan informasi yang ada.
Perhatikan saja, jika ada berita pejabat
yang menikah sirih beberapa kali, maka berita di beberapa stasiun TV akan
menampilkan berita ini untuk beberapa hari bahkan minggu, melakukan kajian
tentang permasalahan dan memaparkan masalah itu dari beberapa pakar. Kemudian
ada berita tentang korupsi, maka berita tentang Si Pejabat dilupakan. Kemudian berganti
dengan berita artis terjerat narkoba. Maka muka pejabat yang beberapa hari
bersiliweran beberapa hari di TV telah digantikan oleh Si Artis. Kok beritanya
hal negatif semua??? Tak adakah prestasi Anak Bangsa ini yang patut
dibanggakan? Jawabannya ada. Tapi hanya sekedar berita yang tidak akan bertahan
berhari-hari, apalagi berita positif untuk beberapa minggu. Berita itu hanya
disampaikan sekali-dua kali. Dan jika ada musibah yang menimpa negri ini, anda
tau apa yang terjadi?? Semua orang sibuk mencari kambing hitam. Bukannya
bersama-sama menyelesaikan masalah malah memilih untuk berdiskusi siapa yang
salah dan siapa yang benar.
Miris memang… tapi itulah negriku. Butuh
lingkungan positif agar masyarakat negriku lebih banyak berpikir positif dan
optimis. Agar negri yang sudah lama kutinggali ini tidak menua dalam berita negatif
dan pesimistis.
like this uniiii
ReplyDelete