Allah sebaik-baiknya
pengatur di muka bumi ini. Susah dibayangkan kalau seandainya hujan yang turun
itu adalah emas (Meskipun ada istilah hujan emas di negri orang..), tentu semua
orang akan berlomba-lomba mengumpulkan tetesan hujan emas itu. Bahkan mungkin
model atap rumah yang akan menjadi trend di dunia arsitektur adalah atap model cekung
dengan halaman sekitar adalah kolam tanpa lahan. Atau akan banyak orang-orang
yang memilih untuk lari ke dalam rumah karena takut ditimpa hujan bongkahan
benda padat yang turun dengan kecepatan 8-10 km/jam dari ketinggian minimal
1200 m dari awan. Alamat kepala pecah dan badan luka-luka. Kepala benjol, badan
juga remuk jadilah kita makhluk berlimpah emas yang buruk rupa nantinya.
Tapi Allah SWT sangat baik
sobat, yang diberikan adalah tetesan air dengan diameter yang tidak lebih dari 0,02
inchi s.d 0,031 inchi dengan kecepatan yang rendah dan itu adalah
sebaik-baiknya pengaturan Allah (QS. Az zukhruf ayat 11). Bahkan terkadang kita
diberikan pelangi sebagai bonus untuk kesehatan mata sekaligus penghibur hati dan
pengingat kita bahwa segala sesuatunya akan indah pada waktunya.
Ketika turun pun, air
hujan memberikan bunyi yang indah. Mungkin akan menjadi sedikit penghibur lara
dan kegalauan untuk sebagian orang. Dan air hujan inilah yang menjadi saksi
gelak tawa anak-anak bermain mandi hujan.
Memandangi hujan yang
begitu deras dari jendela, bukanlah sesuatu yang istimewa mungkin bagi
segelintir orang. Tapi tetesan hujan akan selalu bisa mengingatkan kita masa-masa
dimana diri ini tidak takut sakit karena tetesan hujan. Masa-masa diri ini akan
tetap nyengir walaupun dimarahi ibu karena main hujan. Masa-masa diri ini akan
berani menerobos hujan sepulang sekolah, berlari ditemani gelak tawa
teman-teman. Lupa bahwa baju seragam, alat tulis dan buku-buku nantinya bisa
basah. Sepertinya masa itu adalah masa dimana logika terkalahkan oleh keberanian dan ketidak pedulian dari sebuah
kepolosan.
Masa anak-anak, masa
sederhana yang memandang masalah hidup itu sederhana yaitu diri sendiri,
keluarga, sekolah dan teman-teman . Pemecahan masalahnya juga sederhana yaitu
lupakan dan lewati. Kalau baju basah ya..tinggal dijemur, kalau buku basah ya
juga dijemur. Kalau sakit tinggal dikompress. Its so simple.
Cerita masa anak-anak yang
indah..!!
Kalau ingat hujan dibulan
ini, ingat dengan teori “Bulan ember-ember adalah bulan yang butuh ember
seperti desember, september dan november yang imagenya adalah musim hujan”
sepertinya teori itu tidak terlalu berlaku lagi karena pebubahan iklim yang
cukup ekstreem. Kenyataannya Januarilah yang menjadi puncak curah hujan tinggi
di beberapa kota di Negara tropis yang indah ini, seperti jakarta.
Apa artinya
saudara-saudara? Apakah otomatis di bulan januari banjir akan selalu melanda
Jakarta. Yup.., bisa jadi. Alasannya diterima. Jauh dari itu sebenarnya ketika
itulah tercurah rezeki yang banyak dan melimpah kepada kita pada saat itu.
Karena hujan adalah rahmat bin rezeki. Dan salah satu waktu terbaik untuk
berdoa adalah ketika hujan turun. Allahumma sayyibannafiiaah (Ya Allah..,
jadikanlah hujan ini bermanfaat).
Jadi.....,
Musim hujan di Indonesia adalah anugerah
yang melimpah karena ketika hujan turun maka doa untuk dikabulkan semakin
besar. Maka bersyukurlah Indonesia. Negri yang masih bisa melihat matahari
sesuka hati dan merasakan hujan yang melimpah. Maka bersyukurlah Indonesia
menjadi negri yang diberi kesempatan oleh Ilahi untuk banyak berdoa diwaktu
hujan turun. Berdoa untuk diri sendiri,
keluarga, sahabat dan perbaikan negri ini. Ammiiiinnn.....
No comments:
Post a Comment