Seorang wanita tua yang berumur 73 tahun duduk – duduk
santai di teras belakang rumah ditemani anaknya yang sedang sibuk mengetik di
depan sebuah laptop yang berukuran 10 inch.
Sudah dua puluh menit lebih dia duduk disamping anaknya, tapi dari tadi sang
anak tidak mengajaknya
berbincang-bincang. Sepertinya layar kecil itu lebih menarik dan menyita
perhatian anaknya dari pada keberadaan Si Wanita Tua itu sendiri.
Waktu berlalu , 1 jam lamanya…
Masih belum ada pembicaraan apa-apa diantara mereka berdua.
“Sesibuk itukah anak ku? Apa yang dilakukannya? Apa dia
sudah makan?”Banyak pertanyaan yang ingin disampaikan Si Ibu kepada Si Anak.
Tapi Si Ibu hanya menyimpan pertanyaan itu di kotak pikirannya. Hingga suatu
ketika , burung merpati hinggap di pohon mangga yang ada di depannya.
“Nak.., Apa itu?” Seru Si Wanita Tua tiba-tiba. Si anak yang
kira-kira berumur 38 tahun melihat kearah yang ditunjuk Si Ibu, kemudian dia berkata
“Itu burung merpati , Bu”
Si Ibu mengangguk.., kemudian burung merpati itu terbang
berpindah ke atas batu yang ada di tengah
kolam ikan.
“Nak , itu apa?” Si Wanita Tua itu kembali bertanya.
“Ibuuu..,
tadi saya sudah bilang. Itu burung merpati.” Si anak merasa terganggu dengan
ocehan ibunya tapi dia kemudian melanjutkan pekerjaan kantornya. Kemudian sang
anak fokus lagi ke pekerjaannya dengan membiarkan 10 jarinya menari dengan
indah di atas keyboard.
Burung merpati itu kemudian terbang kearah sang wanita tua
dan hinggap di salah satu pinggiran bangku yang ada di teras belakang rumah.
“Nak, kalau itu apa?” gumam si wanita tua itu.
“ Ibu..!” keluar nada tinggi dari sang anak , seperti nada
bentakan.
“Ibu gak ngerti-ngerti ya? Kan udah berkali-kali saya bilang kalau itu
burung merpati!” Sang anak kesal dengan ibunya. Kesal karena pekerjaannya terganggu.
Si Ibu hanya diam. Anaknya membentaknya hanya karena dia yang
selalu bertanya. Hatinya sakit tapi dia tetap diam. Kemudian dia berjalan
pelan-pelan ke dalam rumah kemudian
mengambil buku lusuh yang selalu disimpannya dilemari.
Si anak sendiri sebenarnya sadar bahwa nada suaranya tadi
sangat tinggi kepada ibunya. Ibunya yang langsung pergi beranjak membuat si
anak merasa sedikit bersalah.
Beberapa
menit kemudian….
Si Ibu datang dan kembali duduk disamping sang anak. Dengan
wajah yang datar sang ibu menyerahkan buku lusuh itu kepada sang anak dan
meminta anaknya membacakan isi buku itu keras-keras.
Sang
anak membaca buku itu kata per kata.
Hari ini adalah hari minggu yang cerah. Untuk pertama
kalinya di usianya yang baru masuk 21 bulan, kuajak anakku ke sebuah taman
indah ditengah kota. Anakku sepertinya sangat berbahagia.
Ketika
melihat seekor burung yang sedang hinggap di bangku taman, anakku bertanya, “
Apa itu Ibu?”
Aku
kemudian memeluknya dan membisikkan nama burung merpati di telinganya.
Ketika
datang burung lain yang juga hinggap di samping burung pertama , anakku kembali
bertanya “Apa itu ibu?”
“Itu
burung merpati nak “ kataku dengan lembut. Aku kemudian memeluknya. Pada hari
itu anakku menanyakan pertanyaan yang sama sebanyak dua puluh kali. untuk sebuah
jawaban yang sama dan aku selalu menjawab dengan jawaban yang sama dan selalu
memeluknya dua puluh kali juga.
Pada bagian akhir cerita Sang Anak terbata-bata membacanya.
Matanya lurus basah. Dia melakukan hal
yang sangat berbeda dengan apa yang pernah dilakukan ibunya. Dilihatnya ibunya
yang hanya memandang lurus ke kolam.
Sang
anak langsung memeluk ibunya.
#inspirasi
dari sebuah video.
Jika
pekerjaanmu telah menjauhkanmu dari Ibumu maka ingatlah bahwa ditengah
pekerjaannya dulu , ibumu masih ingat untuk mengganti popokmu. menidurkanmu,
memandikanmu, mengajarkanmu, dan menyuapimu.
Jika
kamu merasa terganggu oleh celotehan orang tuamu maka ingatlah bahwa dulu kau
pernah memaksa dia untuk mengerti apa maumu dengan bahasa planet balitamu dan
dia selalu memahamimu.
love u mom :)
No comments:
Post a Comment