Lampu
merah itu menurutku adalah lampu merah terlama di Jakarta. Tak Usah sebutkan
tempatnya,yang pasti lampu merah itu berada didekat sebuah Mall yang terhubung
dengan sebuah Hotel bintang 4 dan berhadapan dengan sepuluh percabangan jalan . Kembali ke topik cerita , “ Si Lampu Merah”
Sebenarnya
lampu yang ada pada “Si lampu merah” tidak hanya merah , juga ada warna lain
yaitu kuning dan hijau. Tapi entah kenapa kebanyakan orang lebih senang
menyebut “Si Lampu merah”. Mungkin bagi kebanyakan orang Si kuning dan Si hijau
kurang eksis aja kale ya.
Lampu
merah yang bagi sebagian orang , sangat menjengkelkan. Lampu merah yang membuat
seseorang lama sampai dirumah padahal mereka sudah begitu lelah dengan aktivitas
hariannya , lampu merah yang membuat kemacetan beratus meter, lampu merah yang
membuat para penumpang angkot harus lama berkipas-kipas dengan tangannya ,
lampu merah yang membuat gondok para supir dan pengguna sepeda motor.
Bayangkan
, lampu merah itu berdurasi lima menit , bisa membuat kaki penumpang busway
jadi kesemutan dan pegel , terutama di jam pulang kerja.
Tapi
adakah yang berpikir , bahwa lampu merah itu berkah bagi sebagian orang. Yaitu bagi
pengamen-pengamen , anak jalanan dan pedagang asongan. Bagi mereka 5 menit itu
sangat berarti. Dan waktu 5 menit itu terlalu pendek bagi mereka. Tapi dengan
keterbatasan waktu mereka harus mengumpulkan pundi-pundi uang (Mestinya
pundi-pundi emas) . Dari receh ke reaceh berikutnya dan dari duit ribuan ke
ribuan lainnya. Untuk bertahan hidup di kota yang menjanjikan kemewahan
sekaligus penderitaan.
Dalam
waktu yang bersamaan keluhan dan sumpah serapah keluar dari mulut para penumpang
dan pengguna jalan raya dan dalam waktu
yang bersamaan pula syukur dari para pengemis , anak jalanan, dan pedagang
asongan .
#5 menit dalam
keluhan dan syukur
5 menit dalam keluhan dan syukur=>memandang sesuatu dengan perspektif dua arah..(sisi positif n negatif)...^^
ReplyDelete