Sadar
tidak sadar, jurusan apa yang kita pilih di universitas banyak sedikitnya
berpengaruh dalam karakter kita dan pembawaan kita sendiri. Sudut pandang dan
cara bersikap juga berpengaruh. Jika orang lain beranggapan kalau anak ekonomi
itu perhitungan. Jangan salahkan mereka, karena sadar atau tidak sadar anak
jurusan ekonomi memang memiliki kecenderungan memikirkan untung rugi dalam
tindak tanduknya. Tidak sekedar mempertimbangkan untung rugi materi tapi juga
non materi. Dan itu wajar, karena orang lain pun bersikap begitu tapi kadarnya
tentu berbeda.
Nah
bagaimana dengan anak jurusan hukum? Mereka cenderung lama dalam memutuskan
suatu perkara permasalahan dalam hidup mereka. Banyak hal-hal yang mereka
pertimbangkan dan butuh dasar-dasar yang kuat bagi mereka dalam mengambil
sebuah tindakan atau keputusan.
Begitu
juga dengan jurusan statistik. Statistik yang merupakan sahabat dari matematika
tapi bukan ilmu “se pasti” matematika. Jika dalam matematika 2 ditambah 2
adalah 4 maka di dalam statistik 2 + 2 adalah lebih kurang 2 . karena dalam
statistik sendiri ada eror yang harus dipertimbangkan dan ditoleransi.
Bagi orang yang menganggap statistik
hanya sebagai alat atau tool analisis untuk mencapai tujuan dalam sebuah
penelitian atau riset maka itu tidak salah cuma itu kurang tepat saja. Karena
kenyataannya alat itulah yang sangat membantu seorang peneliti untuk menemukan
sebuah hasil dalam penelitiannya. Pemilihan alat yang salah bisa menjadikan
penelitian itu jauh dari kata benar sehingga peranan statistik sangat dibutuhkan.
Statistik adalah ilmu yang melekat
pada kehidupan sehari-hari. Jika ada yang bertanya, berapa jarak kantor dari
rumahmu? maka kamu akan menjawab kira-kira 2 km atau lebih kurang 2 km. berarti
kamu sedang mengaplikasikan statistik dalam kehidupanmu. Jadi ilmu statistic
itu ‘ilmu kira-kira” ya? Tentu saja tidak , karena statistik bukan sekedar
memperkirakan tanpa ada alasan. Ada data yang dikumpulkan dan ada metodologi
yang digunakan.
Kembali pembahasan tentang “anak
statistik”, karena terlalu sering menggunakan korelasi maka “anak statistic
akan sering menanyakan korelasi atau hubungan suatu perkara dengan perkara yang
lain. Tanpa sadar mereka telah membuat hipotesis sendiri. Penggunaan istilah
“outlier’ juga menjadi istilah umum dalam keseharian.
Dan
contohnya sendiri si penulis telah membuktikan bahwa di awal kalimat bacaan ini
si penulis tanpa sadar telah membuat hipotesis dengan penggunaan kata “pengaruh”
#tanpasadar.
Bunyi Hipotesisnya
: jurusan apa yang kita pilih di universitas banyak sedikitnya berpengaruh dalam
karakter kita dan pembawaan kita sendiri.
Bagaimana
hasilnya? Hipotesis diterima atau ditolak? Silakan kumpulkan bukti yang kuat
untuk menolak hipotesis ini.
Proud 2 be
statistician..
No comments:
Post a Comment